Pertambangan Bauksit di Tayan Belum Produksi

Pontianak,- Sektor pertambangan di Kalimantan Barat masih belum memproduksi. Salah satunya tambang bauksit di Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau yang belum dilakukan eksploitasi walaupun sudah ada Memorandum of Understanding antara Russian Alumunium dari Rusia dengan Indonesia setahun lalu.

“Perkiraan kita tahun 2010, tambang disana beroperasi. Kita akan mendapatkan kontribusi yang besar untuk dana perimbangan keuangan pusat dan daerah,” kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi, Iskandar Zulkarnaen di Gedung DPRD Kalbar.

Ia menyebutkan MoU dilakukan 6 September 2007 yang penandatangan dilakukan Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Penggarapan proyek tersebut berbentuk Chemical Grad Alumina.

“Komitmen pemerintah tidak mengekspor bahan tambang bentuk mentah. Kalau dieskpor dalam bentuk mentah, pemerintah dan masyarakat akan rugi, tetapi kalau diolah dalam negeri tentu sangat menguntungkan,” jelasnya.

Zulkarnaen mengatakan mengenai kandungan bauksit di Tayan Hilir tidak bisa dipastikan. Menurut dia, berdasarkan kajian terakhir terdapat tiga miliar ton bauksit. “Potensi ini cukup besar, karena pekerja akan banyak terserap di sana,” ujarnya.

Kepala Bapedalda Kalbar Tri Budiarto mengatakan persoalan lingkungan sekarang makin komplek. Menurut dia, pencemaran bukan hanya dari pertambangan besar maupun kecil.

“Meminimalisir pencemaran dan mewujudkan lingkungan hijau, tentunya semua komponen harus terlibat. Bukan hanya pemerintah yang turun tangan, karena percuma kalau masyarakat tidak sadar akan lingkungan mereka,” katanya.

Tri sapaan akrabnya mengemukakan di perkotaan pencemaran dari limbah rumah tangga sepertinya dianggap sepele. Namun, sebut dia, bila diakumulasikan limbahnya cukup besar.

“Sedangkan untuk perkebunan maupun pertambangan besar sebelum beroperasi harus memiliki izin analisis dampak lingkungan supaya kerusakan lingkungan dapat diminimalisir,” ujarnya. (riq)

Sumber: Pontianakpost.com